Konsep Dasar Pendidikan

Sebelum konsep pendidikan anak usia dini (selanjutnya ditulis PAUD) ditemukan, dunia pendidikan kita sesungguhnya telah mengena konsep pendidikan anak prasekolah. Dasar pemikirannya banyak mengadopsi tokoh-tokoh pendidikan dari Islam dan Barat yang mengupas persoalan pendidikan anak prasekolah. Konsep Dasar Psikologi Pendidikan By. Ansar Zainuddin. Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam pendidikan pengaturan, efektivitas intervensi pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi sosial dari sekolah sebagai organisasi. Psikologi pendidikan berkaitan dengan bagaimana siswa belajar dan.

Dengan penekanan pada proses pembelajaran, maka sasaran belajar pendidikan seni tidak mengharapkan siswa pandai menyanyi, pandai memainkan alat musik, pandai menggambar dan terampil menari. Melainkan sebagai sarana ekspresi, imajinasi dan berkreativitas untuk menumbuhkan keseimbangan rasional dan emosional, intelektual dan kesadaran estetis.

Download pes 13 for android. Download pes 2014 patch 1.0.1. Update your PES 2014 to the latest version. PES 2014 Patch 1.0.1 is the first official patch from Konami for Pro Evolution Soccer. Pes 2013 the mobile android. Download pes 1.2 - Android. Learn to master the soccer video game with these tips and tricks. PES is an app developed by Vedant Bhimani available in its latest version 1.2, whose license is.

Bangsa Indonesia merdeka setelah proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945.Kemerdekaan ialah terbebasnya suatu bangsa dari belenggu penjajahan. Bangsa yang sudah merdeka dapat leluasa mengatur laju bangsa dan pemerintahan untuk mencapai tujuannya. Benarkah demikian? Kemerdekaan tidak sepenuhnya menyelesaikan berbagai persoalan negara.Kemerdekaan politik sesudah masa penjajahan oleh pemerintah Jepang dan Belanda itu lebih mudah dicapai dibandingkan dengan rekonstruksi kultural masyarakat danrenovasi system pendidikan kita. Bangsa Indonesia telah mengalami berbagai bentuk praktek pendidikan: praktek pendidikan Hindu, pendidikan Budhis, pendidikan Islam, pendidikan zaman VOC, pendidikan kolonianl Belanda, pendidikan zaman pendudukan Jepang, dan pendidikan zaman setelah kemerdekaan (Somarsono: 1985). Berbagai praktek pendidikan memiliki dasar filosofis dan tujuan yang berbeda-beda. Beberapa praktek pendidikan yang telah dilaksanakan oleh bangsa Indonesia adalah: pendidikan modern zaman kolonial Belanda, praktek pendidikan zaman kemerdekaan sampai pada tahun 1965, yang sering kita sebut sebagai orde lama, praktek pendidikan dalam masa pembangunan orde baru, dan praktek pendidikan di era reformasi sekarang.

Ketiga potensi bawaan manusia ini harus diasah dan dikembangkan secara seimbang dan proporsional. Jika salah satu diantaranya tidak tersentuh atau dikembangkan dengan baik maka tujuan pendidikan yang bertujuan membetuk manusia seutuhnya akan sulit terwujud.

Pada dasarnya, hasil belajar ini ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik yang meliputi segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dan hasil belajar ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam mencapai tujuannya baik faktor internal maupun faktor eksternal. Dalam proses pembelajaran harus ada hal yang dapat dijadikan sebagai motivasi atau dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Belajar merupakan aktivitas yang di sengaja yang di lakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Menurut Sudjana (1989:28), belajar merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Sedangkan belajar menurut Gagne (1984), adalah suatu proses perubahan perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.

Ruang kelas, perpustakaan, dan ruang laboratorium yang memiliki fasilitas belajar yang memadai, kondisinya tenang, sirkulasi udara yang lancar, dan cukup luas untuk menampung jumlah siswa yang ideal, la merupakan situasi belajar menyenangkan yang dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar peserta dalam belajar dan minat dan motivasi mengajar bagi guru. Situasi belajar menunjuk kepada suatu faktor atau kondisi yang mempengaruhi siswa atau proses belajar. Guru merupakan satu faktor dalam situasi belajar di samping situasi udara, penerangan, komposi tempat duduk, dansebagainya (Suardiman, 1988:7). Sikap guru, semangat kelas, sikap masyarakat, dan suasana perasaan di sekolah juga merupakan faktor yang mempengaruhi situasi belajar di tempat belajar yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas proses dan hasil pembelajaran.

20 TAHUN 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa ”Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Landasan Filosofis Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti: perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum berlandaskan pada aliran-aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan. Dengan merujuk kepada pemikiran Ella Yulaelawati (2003), di bawah ini diuraikan tentang isi dari-dari masing-masing aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum. Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu.

Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Sedangkan menurut Sujarwo (2012: 10) mengatakan bahwa media dimaknai sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian dan kemauan peserta didik, sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri peserta didik. Media pembelajaran meliputi; media cetak meliputi: gambar, sketsa, kartun, diagram, chart, grafik, poster, dan media elektronik meliputi: audio seperti: a) radio, tape, b) visual seperti: film, slide, film strip, film loop, epidioskop OHP, c) audio visual seperti: televisi, film suara. Radio vision, slide suara, tape dan film suara.

Menurut Sujarwo (2012: 7-8) strategi merupakan suatu penataan mengenai cara mengelola, mengorganisasi dan menyampaikan sejumlah materi pembelajaran untuk dapat mewujudkan tujuan pembelajaran, sedangkan pembelajaran merupakan pengaturan informasi dan lingkungan sedemikian rupa sehingga memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri peserta didik. Strategi pembelajaran dimaknai sebagai suatu strategi dalam mengelola secara sistematis kegiatan pembelajaran sehingga sasaran didik dapat mencapai isi pelajaran atau mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Dick, Carey & Carey (2003: 1) menyebutkan lima komponen umum dari strategi instruksional sebagai berikut. Media merupakan suatu alat, benda atau seperangkat komponen yang dapat digunakan sebagai sarana dalam menyampaikan informasi, pesan ataupun suatu hal sehingga informasi atau pesan tersebut dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan, yang pada intinya media berperan dalam mempermudah pekerjaan manusia. Menurut Gagne dan Briggs (Arsyad, 2011: 4-5) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset video, film, gambar, grafik, televisi dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Pendahuluan Secara umum orang hanya mengidentikkan kegiatan evaluasi sama dengan menilai, karena aktifitas mengukur sudah termasuk didalamnya. Pengukuran, penilaian dan evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat hierarki. Artinya ketiga kegiatan tersebut dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan. Untuk lebih memahami makna dari evaluasi pendidikan maka ada tiga konsep yang harus dibedakan, antara penilaian, evaluasi dan pengukuran. Secara lebih rinci ketiga konsep tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: A.

Dari beberapa pengertian menurut para ahli diatas dapat disipulkan bahwa penilaian adalah suatu kegiatan membandingkan atau menerapkan hasil pengukuran untuk memberikan nilai terhadap objek penilaian. Evaluasi Evaluasi dalam bahasa Inggris dikenal dengan istila Evaluation. Gronlund (1985) berpendapat evaluaasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan proram telah tercapai. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Wrightstone, dkk (1956) yang mengemukakan bahwa evaluasi pendidikan adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kearah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum (Djaali & Pudji Muljono, 2007).

Ada beberapa strategi yang dapat memberikan peluang dan kesempatan bagi guru untuk memainkan peranannya secara optimal dalam hal pengembangan pendidikan karakter peserta didik di sekolah, sebagai berikut. Momen seperti ini sebenarnya merupakan kesempatan bagi seorang guru, baik secara langsung maupun tidak langsung menanamkan nilai-nilai karakter dalam diri pribadi peserta didik. Dalam proses pembelajaran, intergrasi nilai-nilai karakter tidak hanya dapat diintegrasikan ke dalam subtansi atau materi pelajaran, tetapi juga padaprosesnya d alam uraian di atas menggambarkan peranan guru dalam pengembangan pendidikan karakter di sekolah yang berkedudukan sebagai katalisator atau teladan, inspirator, motivator, dinamisator, dan evaluator. Dalam berperan sebagai katalisator, maka keteladanan seorang guru merupakan faktor mutlak dalam pengembangan pendidikan karakter peserta didik yang efektif, karena kedudukannya sebagai figur atau idola yang ditiru oleh peserta didik.

Pendidikan zaman Belanda membedakan antara pendidikan untuk orangpribumi.Demikian pula bahasa yang digunakan berbeda. Namun perlu dicatat, betapapun juga pendidikan Barat (Belanda) memiliki peran yang penting dalam melahirkan pejuang-pejuang yang akhirnya berhasil melahirkan kemerdekaan Indonesia. Pada zaman Jepang meski hanya dalam tempo yang singkat, tetapi bagi dunia pendidikan Indonesia memiliki arti yang amat signifikan. Sebab, lewat pendidikan Jepang-lah sistem pendidikan disatukan tidak ada lagi pendidikan bagi orang asing dengan pengantar bahasa Belanda.

Secara historis, pendidikan jauh lebih tua dari ilmu pendidikan, sebab pendidikan telah ada sejaka adanya manusia. Sedangkan ilmu pendidikan baru lahir kira-kira pada abad ke-19. Sebelum adanya ilmu pendidikan, manusia melakukan tindakan mendidik didasarkan atas pengalaman, intuisi dan kebijaksanaan (Hasbulloh, 1999).

Olympian anthony adam mp3 songs free download 123musiq Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.

Dalam ilmu mendidik teoritis para cerdik pandai mengatur dan mensistematiskan di dalam pemikiranya apa yang tersusun sebagai pola pemikiran pedidikan. Jadi dari praktik-praktik pendidikan disusun pemikiran-pemikiran secara teoritis. Pemikiran teoritis ini disusun dalam satu sistem pendidikan dan biasanya disebut ilmu mendidik teoritis. Ilmu mendidik teoritis ini disebut juga ilmu mendidik sistematis. Jadi sebenarnya kedua istilah itu mempunya arti yang sama, yaitu teoritis sama saja dengan sistematis. Dalam rangka membicarakan ilmu mendidik teoritis perlu diperhatikan sejarah pendidikan.

Untuk AMS ditempuh selama 3 (tiga) tahun, sedangkan untuk HBS ditempuh 5 (lima) tahun. Siswa yang bersekolah di HBS secara sosial ia adalah pribumi yang sudah disamakan derajatnya dengan bangsa Eropa/Belanda. Pada pendidikan tingkat ini, kualitas menjadi sebuah ukuran mutlak. Oleh karena pola pendidikannya yang disiplin dengan kurikulum yang jelas maka dengan sendirinya menghasilkan alumni yang disegani oleh siapa saja. Sangat jelas bahwa sistem pendidikan masa Kolonial Belanda sangat diwarnai oleh dualisme pendidikan.

Jika teori berhubungan dengan konsep maka dalam uraian tentang konsep dasar pembelajaran akan tertuju pada landasan ilmiah pembelajaran. Dalam belajar ada yang dinamakan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau pendidik untuk membelajarkan siswa yang belajar. Oleh karena itu, guru hendaknya berperan dalam memfasilitasi agar terjadi proses mental emosional siswa tersebut sehingga kemajuan belajar dapat dicapai dalam proses pembelajaran. Setelah mengalami proses pembelajaran ada yang dinamakan hasil belajar sebagai suatu yang ditentukan oleh usaha sesorang dalam melaksanakan kegiatan belajar. Pada dasarnya, hasil belajar ini ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik yang meliputi segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dan hasil belajar ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam mencapai tujuannya baik faktor internal maupun faktor eksternal.

Hoslisson (1997,XV). Perumusan visi misi organisasi harus dilakukan secara cermat dengan memperhatikan karakteristik rumusan visi misi tersebut.

• Anak umumnya kaya dengan fantasi. • Anak masih mudah frustrasi. • Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak. • Anak memiliki daya perhatian yang pendek.

Akan tetapi, kegiatan pembelajaran lebih kompleks lagi jika dilaksanakan dengan pola dan bahan pembelajaran yang bervariasi. Menurut Modhoifir (1987:30) pada garis besarnya ada tiga pola pembelajaran. Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogamkan tanpa tujuan, karena hal itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke arah mana kegiatan itu akan dibawa.

Ontologi adalah masalah apa, yaitu apa yang akan ditangani oleh pendidikan. Hal ini bertalian dengan objek materi dan objek formal ilmu pendidikan yang telah diuraikan di atas. Dengan demikian, ilmu pendidikan telah memiliki ontologi secara jelas. Sementara itu, Epistimologi Kebenaran dalam ilmu hanya dapat diwujudkan dengan metodologi ilmiah seperti juga telah diutarakan di atas. Syarat ini telah dipenuhi oleh Ilmu Pendidikan. Sedangkan Aksiologis yang membahas tindakan yang benar atau kegunaan pendidikan itu untuk kepentingan kesejahteraan manusia bertalian dengan tujuan pendidikan yang telah dibahas di atas, serta tindakan untuk mencapai tujuan itu.

Effective than format education because people move through courses and programmes at a fas rate then students in the formal system and, in turn, are able to utilise practical knowledge and skills immediately. Tidak hanya itu pendidikan nonformal juga berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, penanggulangan pengangguran juga peningkatan kualitas sumber daya manusia. Bagaiman a tidak? Seorang pengangguran mengikuti lembaga pelatihan kerja untuk menambah kecakapan hidup, sehingga seseorang itu dapat bekerja sesuai keahlian yang telah ia miliki sehingga ia dapat mengentaskan diri dari masalah ekonomi. Para petani dan peternak yang notabene tidak berpendidikan diberikan penyuluhan tentang pertanian dan peternakan melalui pendidikan nonformal sehingga dapat memperoleh hasil panen melimpah dan berkualitas. Anak putus sekolah, tidak bisa melanjutkan ke pendidikan formal dapat mengikuti program keseteraan yaitu kelompok belajar atau disingkat KEJAR PAKET A setara SD, KEJAR PAKET B setara SMP, KEJAR PAKET C setara SMA.

Model persekolahan ini dinamakan schakel school dan HIS (Holland Inlandsche School). Materi pengajaran mengalami perubahan yang cukup banyak. Tingkat kesulitan mengalami peningkatan dan tidak setiap anak bangsa bisa menjadi siswa di sekolah ini. Kedua sekolah ini tetap mempertahankan sistem lama dalam penerimaan siswa baru. Mereka yang berasal dari kalangan rakyat biasa tetap tidak diperbolehkan memasuki jenjang pendidikan HIS. Mereka yang berasal dari kalangan priyayi rendah, tentu saja harus ngenger dahulu agar dapat diterima menjadi siswa sekolah ini.

Perubahan dilaksanakan dalam rangka mengantisipasi kepentingan global yang berubah. Hal ini pun masih dilanjutkan dengan pergantian kurikulum pada era reformasi.

Mendeskripsikan dimensi anak usia dini selama dalam mengembangkan intuisi/pendidikan. BAB II PEMBAHASAN A. Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.

Dari keempat sumber tersebut merumuskan 18 nilai-nilai karakter umum yaitu: Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab. Implementasi pendidikan karakter harus sejalan dengan orientasi pendidikan. Pola pembelajarannya dilakukan dengan cara menanamkan nilai-nilai moral tertentu dalam diri anak yang bermanfaat bagi perkembangan pribadinya sebagai makhluk individual sekaligus sosial. Implementasi pendidikan karakter harus sesuai dengan saluran-saluran pendidikan karakter itu sendiri, maksudnya penerapan atau implikasinya harus mempunyai metodelogi-metodelogi yang tepat yang berbeda antara satu dan lainnya dissuaikan dimana tempat penerapan pendidikan karakter itu.Implikasi pendidikan karakter mempunyai berbagai penyaluran yaitu di lingkungan Keluarga, di Sekolah, di Perguruan Tinggi, dan di lingkungan luar.Orientasi-orientasi pembelajaran ini lebih ditekankan pada keteladanan dalam nilai pada kehidupan nyata, baik di sekolah maupun di wilayah publik. Sekolah adalah tempat yang strategis untuk pendidikan karakter karena anak-anak dari semua lapisan akan mengenyam pendidikan di sekolah. Selain itu anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah, sehingga apa yang didapatkannya di sekolah akan mempengaruhi pembentukan karakternya.Menurut Berman, iklim sekolah yang kondusif dan keterlibatan kepala sekolah dan para guru adalah faktor penentu dari ukuran keberhasilan interfensi pendidikan karakter di sekolah. Dukungan saran dan prasarana sekolah, hubungan antar murid, serta tingkat kesadaran kepala sekolah dan guru juga turut menyumbang bagi keberhasilan pendidikan karakter ini, disamping kemampuan diri sendiri (melalui motivasi, kreatifitas dan kepemimpinannya) yang mampu menyampaikan konsep karakter pada anak didiknya dengan baik.

Comments are closed.